Selasa, 30 Desember 2014

Cinta Itu Berwujud Ke Ikhlasan..



Assalaamu’alaikum warohmatullaah wabarokaatuh..

“Di jalan cinta para pejuang, biarkan cinta berhenti di titik ketaatan..
Meloncati rasa suka dan tidak suka..
Melampaui batas cinta dan benci..
Karena hikmah sejati tak selalu terungkap di awal pagi..
Karena seringkali kebodohan merabunkan kesan sesaat..
Maka taat adalah prioritas yang kadang membuat perasaan-perasaan terkibas..
Tapi yakinlah, di jalan cinta para pejuang, Alloh lebih tahu tentang kita..”
( Ustadz Salim A Fillah)

            Alhamdulillaah, pagi ini aku akan coba melanjutkan artikel ku yang bertema tentang “Jodoh”. Seperti janji ku kemarin. Aku akan mencoba mengangkat dua kisah yang mulia namun berakhir dengan ending yang berbeda. Namun sebelum masuk ke artikel, mari kita sejenak membaca kalimat di atas yang begitu mengunggah hati. Betapa indah jalan cinta para pejuang. Tidak ada yang lebih indah dalam cinta kecuali saat cinta itu berhenti pada titik keta’atan. Maka, bentuk dari pada cinta itu adalah keta’atan kepada Allah.
            Baiklah, mari kita masuk ke dalam pembahasan. Mari kita baca dengan seksama dua kisah berikut ini.

Minggu, 28 Desember 2014

Menata Hati, Membangun Cinta Karena Allah



Assalaamu’alaikum warohmatullaah wabarokaatuh..

Di keheningannya, rasa itu tercipta.
Terjalin dalam fitrahnya.
Berpadu di tasbih cinta.
Mengukir nama pada bait-bait do’a.
Di keheningannya, cinta ternyata lebih terang.
Dan di keheningannya pula, cinta hadir dengan jawabannya.
 Bahwa jodoh mu adalah cerminan diri mu.
Maka, fokuslah pada apa yang ada pada diri mu.
Hal yang terindah dalam cinta adalah saat kau mengenal dia.
Dan diri mu diam dalam rasanya.
Menjaga cinta, untuk tetap pada fitrahnya.
Dan menjadikan ridho Allah tujuan utama.
Datangilah dia dalam perbaikan diri..

Bismillaahirrohmaanirrohiim..
            Pagi ini aku akan mencoba membahas tema berdasarkan puisi yang ku tulis di atas. Tema yang ingin ku angkat yaitu tentang “JODOH”. Hehe semoga tidak menimbulkan kegalauan bagi yang membacanya. Namun jika nantinya ada kegalauan sehabis membaca, moga akan memotivasi diri untuk selalu dalam perbaikan diri. Insyaallah :)

            Baiklah, sebelum aku membahas tentang jodoh, mula-mula aku akan membahas "Menata hati, Membangun Cinta Karena Allah". Setiap kita pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. benar apa benar :D tapi nampaknya pola pikir dari jatuh cinta harus di ubah deh. Kali ini timbul pertanyaan, maksudnya di ubah gimana ? di ubah gini ni, yang tadinya kita selalu mengatakan jatuh cinta di ubah menjadi kata bangun cinta. Menurut salah satu satu penulis favorit ku yaitu ustadz Salim A Fillah “jika kita menghijrahkan cinta, dari kata benda menjadi kaya kerja, maka tersusunlah sebuah kalimat peradaban dalam pargraf sejarah. Jika kita menghijrahkan cinta, dari jatuh cinta menuju bangun cinta, maka cinta menjadi sebuah istana, tinggi menggapai syurga”.
            Betapa besar kan pengaruh dari pola dari jatuh cinta menjadi bangun cinta. Istilahnya gini, yang namanya jatuh pasti sakit kan. Sebaliknya kalau yang namanya bangun, ia akan semakin kuat dan tumbuh. Sekarang kita akan coba masuk lebih dalam lagi dalam pembahasan bangun cinta. Saya akan coba memberikan konsep membangun cinta. Konsep awal yang harus di bangun adalah niat. “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”. (H.R Bukhari dan Muslim). Nah, telah kita dapatkan bahwa konsep awal itu ada pada niat. Jika niat kita membangun cinta karena Allah, maka kita akan mengaplikasikan membangun cinta itu lewat jalan-jalan yang di ridhoi-Nya, bukan jalan yang di murkai-Nya. Jika niat kita membangun cinta karena Allah, maka kita akan senantiasa berada dalam jalan keta’atan, bukan jalan kemaksiatan.  Jika niat kita membangun cinta karena Allah, maka jalan cinta itu akan membawa kita pada syurga, bukan sebaliknya. Ternyata betapa besar pengaruh niat dalam tahapan kita membangun cinta yang di ridhoi-Nya. Mulai dari sekarang, kita ubah dari jatuh cinta kepada membangun cinta.
            Jika kita telah mengetahui bagaimana konsep mengubah kata dari jatuh cinta menjadi bangun cinta serta konsep awal . Maka, konsep selanjutnya yang harus kita ubah adalah pada tataran, dan rasa rasa itu mulai tumbuh. Tidak bisa kita pungkiri, ketika kita membahas tema tentang Jodoh, maka kita akan bertemu pada satu titik di mana ia akan menjadi ujian. Mengapa aku mengatakannya ujian ?. karena andai kita tidak bisa menjaga hati, maka kita akan terbawa oleh arus dari rasa itu sendiri. Arus itu akan membawa pada jalan yang sekarang banyak terjadi pada kalangan remaja kita.
            Dan rasa itu mulai tumbuh. Rasa itu tumbuh biasanya karena terjadinya pertemuan. Ketika pertemuan itu terjadi, maka akan timbul suatu rasa di dalam hati. Nah rasa inilah yang harus pandai-pandai pada setiap diri menjaganya. Bagi mereka yang takut kepada Allah, maka mereka akan menjaga hati itu tetap pada fitrahnya, serta menyimpannya dalam jalan ta’at, dan ia hanya akan focus pada perbaikan dirinya, serta senantiasa berserah diri kepada Allah. Namun sebaliknya bagi mereka yang tidak bisa menjaga hati. Maka mereka akan menempuh jalan-jalan tidak di ridhoi-Nya.
            Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya…” (Q.S An-Nuur : 30-31).

Biarkan cinta hadir dalam heningnya dan hati tertunduk dlm fitrahnya.
Karena syurga tujuan utama bersama ..

Sebenanrnya pembahasan ini belum masuk kepada konteks tema yaitu Jodoh, tapi yang ingin saya bahas terlebih dahulu pada tulisan ini yaitu lebih kepada konteks manajemen hati. Karena jika manajemen hati sudah terbentuk dengan baik. 
Maka akan kita temukan jawabannya..
“…..Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula. (Q.S An-Nuur : 26)

Afwan, atas segala kekurangan dalam penulisan ku.

Insyaallah, pembahasan tentang jodoh ini akan akan saya lanjutkan dengan mengangkat dua kisah yang tujuannya sama-sama mulia namun berbeda endingnya ^_^ ..

Sabtu, 27 Desember 2014

Jadikanlah Al-Qur'an Sebagai Sahabat

Assalaamu’alaikum warohmatullaah wabarokaatuh..

   Alhamdulillaah. Allah masih memberikan diri ini untuk bisa menikmati kesejukan udara pagi. Desiran angin ini begitu menenangkan. Begitupun tilawah qur’an yang di bacakan syaikh Abdurahman Sudais ini. Menentramkan, mampu membuat diri seakan berada pada tempat yang begitu di rindukan..
  Pagi ini, aku teringat akan waku fajar itu. Saat ukhuwah itu Allah hadirkan. Di keheningannya, Allah menyadarkan betapa besar kuasa-Nya. ketika DIA ingin mengangkat dan memuliakan seorang hamba.
   Saat fajar itu, air mata ini hanya bisa mampu mengalir dengan rasanya. Ada kalimat yang begitu indah dan begitu menenangkan tercipta dari seorang teman pada saat itu. Kalimat yang mampu membuat diri ini ingin selalu berada pada jalan ini. “Sesungguhnya aku seperti ini karena keberkahan yang ada pada Al-Qur’an”. Masyaa Allah. Itulah kalimat yang di ucapkan salah seorang teman. Kalimat yang memang terlihat singkat, namun begitu dalam makna yang terkandung di dalamnya. Aku begitu kagum dengan dirinya. Betapa dekatnya ia dengan Al-Qur’an. Aku jadi teringat pada salah satu Hadist Riwayat Muslim. “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum karena kitab ini (yakni Al-Qur’an) dan merendahkan kaum lainnya dengannya. (H.R Muslim).
   Dan kini, aku semakin yakin pada jalan ku pilih ini. aku mencoba mencari hikmah yang ada pada fajar itu. Dan ternyata benar betapa pentingnya fokus dan ketekunan dalam sebuah keberhasilan yang di capai. “Ketika diri mu mampu fokus terhadap apa yang di impikan, maka jalan menuju kesana akan terbentang begitu luas. Dan jika diri mu mampu tekun terhadap jalan yang engkau yakini, maka keyakinan itu akan menjadi penguat dalam setiap jalan yang engkau lalui”.
   Aku teringat akan kisah perjalanan hidup yang telah aku lalui selama ini. Dalam perjalanan kisah ini, Al-Qur’an adalah menjadi penghibur bagi tiap duka yang menghampiri. Inilah salah satu firman-Nya yang benar-benar merasuk ke dalam hati dan pikiran ku, “Hai Orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat; Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqarah : 153). Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan. (Q.S Al-Insyirah : 5-6).
   Jazakallaah ku ucapkan kepada guru ku. Do’a terindah untukmu, yang telah mengajak ku untuk menanamkan dan mengajarkan Al-Qur’an. Karena perantara beliau lah diri ini bisa setahap demi setahap untuk bisa menggapai impian yang telah aku rajut ini. Semoga aku tetap istiqomah pada jalan ini.
   Maka, betapa benar, sesungguhnya ketika kita berteman dan hidup bersama Al-Qur’an, maka Allah akan senantiasa menjaga dan senantiasa memberikan jalan kepada kita, bahkan dengan jalan yang tak terduga.

  Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia". (H.R At-Tirmidzi dan Ath-Thabrani)

   “Barangsiapa yang mencintai al -Qur`an, maka ia akan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.” (H.R At Thabrani)

Berpadu Dalam Dakwah Yang Di Rindu

Assalaamu’alaikum warohmatullaah wabarokaatuh..

   Emmm…. Rasanya sudah lama sekali jemari-jemari ini tidak menulis pada blog. Tema yang akan saya ambil yaitu tentang “Berpadu Dalam Dakwah Yang Rindu” ^_^ ..
   Baiklah, sebelum saya mengangkat tema ini. ada sebuah kalimat yang begitu indah dari seorang ulama. “Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. (KH. Rahmat Abdullah).
    Subhaanallaah. Betapa dalam sekali makna yang tertera dalam kalimat tersebut. Bahwa sesungguhnya dakwah adalah tujuan dari pada hidup. Setiap gerakan, perbuatan, bahkan nafas yang berhembus seharusnya menjadi benih-benih dari pada dakwah itu sendiri. Bahkan wujud dari pada cinta adalah dakwah. Bahwa cinta itu akan menebarkan kebaikan-kebaikan. Dan cinta itu itu pula yang akan membuat ketentraman dan kedamaian baginya dan orang lain.
    Dakwah adalah jalan untuk mengukir makna dalam hidup ini. Makna yang akan terus ada bahkan ketika penebar benih-benih dakwah itu telah tiada.
    Maka, untuk saat ini. ketika usia diri ini masih remaja. Semangat dakwah itu akan terus aku rajut dalam perbaikan dan konsep manajemen hati. Mengapa aku lebih memilih pada manajemen hati ? karena ketika dakwah yang di sampaikan dari hati, maka dakwah itu akan sampai kepada hati yang di tuju. Tapi, ketika dakwah itu hanya di sampaikan sebatas pada pikiran, maka hanya pikiran pula yang akan menerima pesan dari pada yang ingin di sampaikan. Jadi betapa pentingnya makna konsep manajemen hati.
   Saat kita mengerti bagaimana manajemen hati ini, maka dakwah ini akan sampai pada lapisan segala masyarakat dan mereka akan lebih bisa menerima pesan yang akan kita sampaikan. Bukankah tujuan dari dakwah ini adalah masyarakat ? Maka, konsep awal dari pada dakwah ini adalah bagaimana hati. Insyaallah dakwah ini akan lebih indah.
   Sebagaimana yang telah di ajarkan oleh manusia yang termulia, suri teladan bagi kita yaitu Rasulullaah SAW yang mengajarkan dengan begitu jelas bagaimana membangun konsep dakwah. Beliau membangun dari manajemen hati, maka setelah manajemen hati itu sudah benar, maka wujud dari padanya adalah akhlak. Bisa kita lihat betapa para musuh-musuhnya pun takjub dengan konsep dakwah yang di lakukan Rasulullaah. Sehingga banyak dari mereka yang berbondong-bondong masuk agama ini.
   Kadang diri ini prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini. Melihat bagaimana sesama umat muslim kadang saling menjauhi karena perbedaan pendapat, bahkan kadang saling menjelekkan satu golongan dengan golongan yang lain. Padahal Islam itu adalah satu tubuh yang tak kan bisa terpisahkan satu dengan yang lainnya. Andaikan kita bertanya dan bermuhasabah pada hati masing-masing, maka akan di dapatkan jalan yang begitu indah, bahwa “Perbedaan itu adalah bagian dari pada rahmat Allah”. Maka, perlu bagi setiap diri meniru bagaimana perilaku yang di contohkan oleh Imam Syafe’i dalam menghargai sebuah pendapat. Insyaallah akan kita dapatkan sebuah makna yang indah dan menentramkan..
   Mari kita pahami. Bahwa tugas utama kita adalah dakwah. Ada banyak bentuk dakwah yang bisa lakukan. Bahkan pekerjaan kita pun bisa menjadi bagian dari pada dakwah. Karena dakwah adalah menebar kebaikan. Karena dakwah adalah jalan menuju cinta-Nya.

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S An-Nahl : 125)

  "Siapakah yang lebih baik perkataannya, daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'." (Q.S Fushshilat : 33)
 
 Katakanlah: “Inilah jalanku..." (Q.S Yusuf : 108)

   Mari kita bersama-sama berpadu dalam dakwah yang di rindu ^_^ ..

Kamis, 16 Oktober 2014

Menghadirkan Kemanfaatan Lewat Tulisan


         Menjadi seorang penulis merupakan suatu keindahan. Dan ini adalah merupakan impian yang didambakan. Keinginan ini telah lama ada pada diriku. Setiap ada kesempatan, aku memanfaatkannya untuk menulis. Entah itu puisi, cerpen, atau pun hanya sekedar kata-kata motivasi. “Cara terbaik untuk menjadi penulis adalah tulis apa saja yang ingin kamu tulis. Nanti baru kemudian perbaiki tulisan tersebut. Dan Impian selalu hanya akan menjadi angan, andai ketekunan tidak ada dalam perjalanan. ketekunan menentukan hasil yang didapatkan. Itulah kalimat yang selalu memotivasku untuk selalu menulis. Maka dari itu, aku selalu membiasakan jemari-jemari ini untuk mengukir bait-bait perkata hingga menjadi kalimat-kalimat sederhana yang semoga menjadi bermakna bagi sesama.

Jumat, 25 Juli 2014

Hijrah Cinta Part 2

Alhamdulillaah melanjutkan artikel tentang Hijrah Cinta. Moga bisa memotivasi.



Tak semua orang mampu bertahan pada tahapan itu. Kebanyakan seseorang akan merasa tertekan. Hingga pada akhirnya mereka kembali pada dunia mereka yang dahulu. Seharusnya jika kita menemukan seseorang yang ingin berubah menjadi lebih baik, kita harus mendukung dan memotivasinya, jika perlu ikut membimbingnya. Bukan justru sebaliknya, kita malah menjauhi mereka. Seharusnya dalam hidup ini, kita janganah terlalu sering melihat masa lalu seseorang. Boleh jadi mungkin saat ini, kita jauh lebih baik dari mereka. Tapi kita tak akan pernah tau, suatu saat mungkin mereka akan jauh lebih baik dari kita dan mereka mulia di mata Allah. Maka, sebaiknya kita mendukung mereka. Allah saja memberikan ampunan seluas-luasnya pada hamba-Nya. Innallaaha Ghofuurur Rohiim, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyanyang.

Senin, 14 Juli 2014

Hijrah Cinta Part 1


             Bismillaahirrohmaanirrohiim..

            Seperti datangnya mentari pagi bersama sejuknya embun yang membasahi. Indah bukan ?.  Tapi tau kah kita, bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, tentu gelap dan heningnya sang malam yang menghampiri terlebih dahulu. Mungkin seperti itulah fase kehidupan ini. Bahwa kadang ada seseorang yang senantiasa berada dalam dunia yang gelap dalam artian senantiasa dalam kehidupan yang jauh dari Allah. Hari-hari nya penuh dengan perbuatan yang di larang oleh-Nya. Ia sering melaksanakan dosa, seperti tidak menurut apa kata orang tuanya. Ketika orang tuanya memerintahkan dia untuk sholat, dia tak mau bahkan sampai membentak orang tuanya. Dan kadang orang tuanya sampai menangis. Astaghfirullaah. betapa berdosanya kita seandainya sampai seperti itu.