Minggu, 28 Desember 2014

Menata Hati, Membangun Cinta Karena Allah



Assalaamu’alaikum warohmatullaah wabarokaatuh..

Di keheningannya, rasa itu tercipta.
Terjalin dalam fitrahnya.
Berpadu di tasbih cinta.
Mengukir nama pada bait-bait do’a.
Di keheningannya, cinta ternyata lebih terang.
Dan di keheningannya pula, cinta hadir dengan jawabannya.
 Bahwa jodoh mu adalah cerminan diri mu.
Maka, fokuslah pada apa yang ada pada diri mu.
Hal yang terindah dalam cinta adalah saat kau mengenal dia.
Dan diri mu diam dalam rasanya.
Menjaga cinta, untuk tetap pada fitrahnya.
Dan menjadikan ridho Allah tujuan utama.
Datangilah dia dalam perbaikan diri..

Bismillaahirrohmaanirrohiim..
            Pagi ini aku akan mencoba membahas tema berdasarkan puisi yang ku tulis di atas. Tema yang ingin ku angkat yaitu tentang “JODOH”. Hehe semoga tidak menimbulkan kegalauan bagi yang membacanya. Namun jika nantinya ada kegalauan sehabis membaca, moga akan memotivasi diri untuk selalu dalam perbaikan diri. Insyaallah :)

            Baiklah, sebelum aku membahas tentang jodoh, mula-mula aku akan membahas "Menata hati, Membangun Cinta Karena Allah". Setiap kita pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. benar apa benar :D tapi nampaknya pola pikir dari jatuh cinta harus di ubah deh. Kali ini timbul pertanyaan, maksudnya di ubah gimana ? di ubah gini ni, yang tadinya kita selalu mengatakan jatuh cinta di ubah menjadi kata bangun cinta. Menurut salah satu satu penulis favorit ku yaitu ustadz Salim A Fillah “jika kita menghijrahkan cinta, dari kata benda menjadi kaya kerja, maka tersusunlah sebuah kalimat peradaban dalam pargraf sejarah. Jika kita menghijrahkan cinta, dari jatuh cinta menuju bangun cinta, maka cinta menjadi sebuah istana, tinggi menggapai syurga”.
            Betapa besar kan pengaruh dari pola dari jatuh cinta menjadi bangun cinta. Istilahnya gini, yang namanya jatuh pasti sakit kan. Sebaliknya kalau yang namanya bangun, ia akan semakin kuat dan tumbuh. Sekarang kita akan coba masuk lebih dalam lagi dalam pembahasan bangun cinta. Saya akan coba memberikan konsep membangun cinta. Konsep awal yang harus di bangun adalah niat. “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”. (H.R Bukhari dan Muslim). Nah, telah kita dapatkan bahwa konsep awal itu ada pada niat. Jika niat kita membangun cinta karena Allah, maka kita akan mengaplikasikan membangun cinta itu lewat jalan-jalan yang di ridhoi-Nya, bukan jalan yang di murkai-Nya. Jika niat kita membangun cinta karena Allah, maka kita akan senantiasa berada dalam jalan keta’atan, bukan jalan kemaksiatan.  Jika niat kita membangun cinta karena Allah, maka jalan cinta itu akan membawa kita pada syurga, bukan sebaliknya. Ternyata betapa besar pengaruh niat dalam tahapan kita membangun cinta yang di ridhoi-Nya. Mulai dari sekarang, kita ubah dari jatuh cinta kepada membangun cinta.
            Jika kita telah mengetahui bagaimana konsep mengubah kata dari jatuh cinta menjadi bangun cinta serta konsep awal . Maka, konsep selanjutnya yang harus kita ubah adalah pada tataran, dan rasa rasa itu mulai tumbuh. Tidak bisa kita pungkiri, ketika kita membahas tema tentang Jodoh, maka kita akan bertemu pada satu titik di mana ia akan menjadi ujian. Mengapa aku mengatakannya ujian ?. karena andai kita tidak bisa menjaga hati, maka kita akan terbawa oleh arus dari rasa itu sendiri. Arus itu akan membawa pada jalan yang sekarang banyak terjadi pada kalangan remaja kita.
            Dan rasa itu mulai tumbuh. Rasa itu tumbuh biasanya karena terjadinya pertemuan. Ketika pertemuan itu terjadi, maka akan timbul suatu rasa di dalam hati. Nah rasa inilah yang harus pandai-pandai pada setiap diri menjaganya. Bagi mereka yang takut kepada Allah, maka mereka akan menjaga hati itu tetap pada fitrahnya, serta menyimpannya dalam jalan ta’at, dan ia hanya akan focus pada perbaikan dirinya, serta senantiasa berserah diri kepada Allah. Namun sebaliknya bagi mereka yang tidak bisa menjaga hati. Maka mereka akan menempuh jalan-jalan tidak di ridhoi-Nya.
            Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya…” (Q.S An-Nuur : 30-31).

Biarkan cinta hadir dalam heningnya dan hati tertunduk dlm fitrahnya.
Karena syurga tujuan utama bersama ..

Sebenanrnya pembahasan ini belum masuk kepada konteks tema yaitu Jodoh, tapi yang ingin saya bahas terlebih dahulu pada tulisan ini yaitu lebih kepada konteks manajemen hati. Karena jika manajemen hati sudah terbentuk dengan baik. 
Maka akan kita temukan jawabannya..
“…..Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula. (Q.S An-Nuur : 26)

Afwan, atas segala kekurangan dalam penulisan ku.

Insyaallah, pembahasan tentang jodoh ini akan akan saya lanjutkan dengan mengangkat dua kisah yang tujuannya sama-sama mulia namun berbeda endingnya ^_^ ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar