Cahaya Pena..
Menulislah dengan Cahaya Cinta
Selasa, 30 Desember 2014
Cinta Itu Berwujud Ke Ikhlasan..
Minggu, 28 Desember 2014
Menata Hati, Membangun Cinta Karena Allah
Sabtu, 27 Desember 2014
Jadikanlah Al-Qur'an Sebagai Sahabat
Assalaamu’alaikum warohmatullaah wabarokaatuh..
Alhamdulillaah. Allah masih memberikan diri ini untuk bisa menikmati kesejukan udara pagi. Desiran angin ini begitu menenangkan. Begitupun tilawah qur’an yang di bacakan syaikh Abdurahman Sudais ini. Menentramkan, mampu membuat diri seakan berada pada tempat yang begitu di rindukan..
Pagi ini, aku teringat akan waku fajar itu. Saat ukhuwah itu Allah hadirkan. Di keheningannya, Allah menyadarkan betapa besar kuasa-Nya. ketika DIA ingin mengangkat dan memuliakan seorang hamba.
Saat fajar itu, air mata ini hanya bisa mampu mengalir dengan rasanya. Ada kalimat yang begitu indah dan begitu menenangkan tercipta dari seorang teman pada saat itu. Kalimat yang mampu membuat diri ini ingin selalu berada pada jalan ini. “Sesungguhnya aku seperti ini karena keberkahan yang ada pada Al-Qur’an”. Masyaa Allah. Itulah kalimat yang di ucapkan salah seorang teman. Kalimat yang memang terlihat singkat, namun begitu dalam makna yang terkandung di dalamnya. Aku begitu kagum dengan dirinya. Betapa dekatnya ia dengan Al-Qur’an. Aku jadi teringat pada salah satu Hadist Riwayat Muslim. “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum karena kitab ini (yakni Al-Qur’an) dan merendahkan kaum lainnya dengannya. (H.R Muslim).
Dan kini, aku semakin yakin pada jalan ku pilih ini. aku mencoba mencari hikmah yang ada pada fajar itu. Dan ternyata benar betapa pentingnya fokus dan ketekunan dalam sebuah keberhasilan yang di capai. “Ketika diri mu mampu fokus terhadap apa yang di impikan, maka jalan menuju kesana akan terbentang begitu luas. Dan jika diri mu mampu tekun terhadap jalan yang engkau yakini, maka keyakinan itu akan menjadi penguat dalam setiap jalan yang engkau lalui”.
Aku teringat akan kisah perjalanan hidup yang telah aku lalui selama ini. Dalam perjalanan kisah ini, Al-Qur’an adalah menjadi penghibur bagi tiap duka yang menghampiri. Inilah salah satu firman-Nya yang benar-benar merasuk ke dalam hati dan pikiran ku, “Hai Orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat; Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqarah : 153). Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan. (Q.S Al-Insyirah : 5-6).
Jazakallaah ku ucapkan kepada guru ku. Do’a terindah untukmu, yang telah mengajak ku untuk menanamkan dan mengajarkan Al-Qur’an. Karena perantara beliau lah diri ini bisa setahap demi setahap untuk bisa menggapai impian yang telah aku rajut ini. Semoga aku tetap istiqomah pada jalan ini.
Maka, betapa benar, sesungguhnya ketika kita berteman dan hidup bersama Al-Qur’an, maka Allah akan senantiasa menjaga dan senantiasa memberikan jalan kepada kita, bahkan dengan jalan yang tak terduga.
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia". (H.R At-Tirmidzi dan Ath-Thabrani)
“Barangsiapa yang mencintai al -Qur`an, maka ia akan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.” (H.R At Thabrani)
Berpadu Dalam Dakwah Yang Di Rindu
Assalaamu’alaikum warohmatullaah wabarokaatuh..
Emmm…. Rasanya sudah lama sekali jemari-jemari ini tidak menulis pada blog. Tema yang akan saya ambil yaitu tentang “Berpadu Dalam Dakwah Yang Rindu” ^_^ ..
Baiklah, sebelum saya mengangkat tema ini. ada sebuah kalimat yang begitu indah dari seorang ulama. “Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. (KH. Rahmat Abdullah).
Subhaanallaah. Betapa dalam sekali makna yang tertera dalam kalimat tersebut. Bahwa sesungguhnya dakwah adalah tujuan dari pada hidup. Setiap gerakan, perbuatan, bahkan nafas yang berhembus seharusnya menjadi benih-benih dari pada dakwah itu sendiri. Bahkan wujud dari pada cinta adalah dakwah. Bahwa cinta itu akan menebarkan kebaikan-kebaikan. Dan cinta itu itu pula yang akan membuat ketentraman dan kedamaian baginya dan orang lain.
Dakwah adalah jalan untuk mengukir makna dalam hidup ini. Makna yang akan terus ada bahkan ketika penebar benih-benih dakwah itu telah tiada.
Maka, untuk saat ini. ketika usia diri ini masih remaja. Semangat dakwah itu akan terus aku rajut dalam perbaikan dan konsep manajemen hati. Mengapa aku lebih memilih pada manajemen hati ? karena ketika dakwah yang di sampaikan dari hati, maka dakwah itu akan sampai kepada hati yang di tuju. Tapi, ketika dakwah itu hanya di sampaikan sebatas pada pikiran, maka hanya pikiran pula yang akan menerima pesan dari pada yang ingin di sampaikan. Jadi betapa pentingnya makna konsep manajemen hati.
Saat kita mengerti bagaimana manajemen hati ini, maka dakwah ini akan sampai pada lapisan segala masyarakat dan mereka akan lebih bisa menerima pesan yang akan kita sampaikan. Bukankah tujuan dari dakwah ini adalah masyarakat ? Maka, konsep awal dari pada dakwah ini adalah bagaimana hati. Insyaallah dakwah ini akan lebih indah.
Sebagaimana yang telah di ajarkan oleh manusia yang termulia, suri teladan bagi kita yaitu Rasulullaah SAW yang mengajarkan dengan begitu jelas bagaimana membangun konsep dakwah. Beliau membangun dari manajemen hati, maka setelah manajemen hati itu sudah benar, maka wujud dari padanya adalah akhlak. Bisa kita lihat betapa para musuh-musuhnya pun takjub dengan konsep dakwah yang di lakukan Rasulullaah. Sehingga banyak dari mereka yang berbondong-bondong masuk agama ini.
Kadang diri ini prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini. Melihat bagaimana sesama umat muslim kadang saling menjauhi karena perbedaan pendapat, bahkan kadang saling menjelekkan satu golongan dengan golongan yang lain. Padahal Islam itu adalah satu tubuh yang tak kan bisa terpisahkan satu dengan yang lainnya. Andaikan kita bertanya dan bermuhasabah pada hati masing-masing, maka akan di dapatkan jalan yang begitu indah, bahwa “Perbedaan itu adalah bagian dari pada rahmat Allah”. Maka, perlu bagi setiap diri meniru bagaimana perilaku yang di contohkan oleh Imam Syafe’i dalam menghargai sebuah pendapat. Insyaallah akan kita dapatkan sebuah makna yang indah dan menentramkan..
Mari kita pahami. Bahwa tugas utama kita adalah dakwah. Ada banyak bentuk dakwah yang bisa lakukan. Bahkan pekerjaan kita pun bisa menjadi bagian dari pada dakwah. Karena dakwah adalah menebar kebaikan. Karena dakwah adalah jalan menuju cinta-Nya.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S An-Nahl : 125)
"Siapakah yang lebih baik perkataannya, daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'." (Q.S Fushshilat : 33)
Katakanlah: “Inilah jalanku..." (Q.S Yusuf : 108)
Mari kita bersama-sama berpadu dalam dakwah yang di rindu ^_^ ..
Kamis, 16 Oktober 2014
Menghadirkan Kemanfaatan Lewat Tulisan
Jumat, 25 Juli 2014
Hijrah Cinta Part 2
Senin, 14 Juli 2014
Hijrah Cinta Part 1
Bismillaahirrohmaanirrohiim..